Weathering / Efek Cuaca
Cuaca pasti memiliki dampak dalam kehidupan kita. Apapun cuacanya, sedikit banyak kehidupan kita pasti akan terpengaruh. Ketika cuaca cerah, suhu menjadi tinggi, badan terasa panas, kita pun terdorong untuk lebih banyak beraktifitas lebih banyak di dalam ruangan dan menyalakan pendingin ruangan supaya lebih nyaman. Ketika cuaca hujan deras, suhu menjadi turun, ketika kita berada di luar ruangan maka kita perlu menggunakan payung atau jas hujan dalam mobilitas kita. Namun, sebenarnya ada dampak lebih penting dari cuaca ini dalam hidup kita yang kita jarang sekali perhatikan karena terjadinya cenderung lambat dan prosesnya makan waktu bertahun-tahun.
Weathering, atau efek cuaca dalam bahasa Indonesia, adalah efek yang ditimbulkan terutama akibat hujan asam. Efeknya berpengaruh pada peralatan atau benda-benda lain yang kita letakkan di luar ruangan. Dalam jangka pendek efeknya belum terlalu terlihat, namun jika anda lihat dalam jangka waktu tahunan, eh tiba-tiba saja catnya memudar, atau dalam kasus seperti patung di atas tiba-tiba detail pahatannya menghilang seperti digerus amplas.
Hujan asam? Emang bagaimana caranya asam bisa bercampur dengan air hujan di langit?
Begini reaksi kimianya, saat pembakaran bahan bakar zat kimia yang dihasilkan dalam asap adalah sulfur dioksida dan nitrit dioksida. Keduanya akan bereaksi dengan molekul uap air di awan menjadi asam sulfat dan asam nitrit. Untuk memulainya, gas sulfur dioksida akan bereaksi dulu dengan gas hidroksil yang merupakan salah satu komponen di udara.
SO2 + OH -> HOSO2
yang kemudian bereaksi dengan molekul oksigen menjadi:
HOSO2 + O2 -> HO2 + SO3
yang bereaksi pula dengan molekul uap air di awan menjadi asam sulfat:
SO3 + H2O -> H2SO4
Sementara itu nitrit dioksida bisa bereaksi dengan hidroksil menjadi asam nitrit
NO2 + OH -> HNO3
Jika anda mengerti sifat asam, tentu anda ingat kalau asam bersifat korosif. Untungnya, kadar asam sulfat ini tidak murni 100%, karena asam sulfat murni tanpa campuran cukup kuat untuk melepuhkan material organik seperti kulit kita. Namun dampak kerusakan yang ditimbulkan bisa cukup parah jika hujan asam turun di tempat yang sama selama bertahun-tahun, seperti pada gambar hutan di bawah:
Tentunya ini juga berpengaruh pada peralatan yang terpapar cuaca di luar ruangan, di mana salah satunya adalah valve yang tentu saja tidak semuanya bisa diberi penutup.
Dalam hal ini, maka coating atau pelapis yang diberikan pada perlengkapan berperan penting menjaga agar karat tidak mudah terjadi. Apabila coating terlalu tipis, maka coating akan lebih cepat tergerus hujan asam dan menyebabkan karat timbul pada peralatan. Karena itu biasanya ada perusahaan-perusahaan manufaktur yang menerapkan standar minimum berapa mikron tebalnya coating yang diijinkan seperti pada perusahaan AVK ataupun pada perusahaan cat ada formula khusus yang mencegah cat kering bereaksi dengan asam.