Dalam dunia industri, khususnya yang menggunakan proses senyawa cair pasti tidak asing lagi dengan perpipaan. Pipa merupakan alat untuk mendistribusikan air, minyak ataupun gas dari tangki penyimpanan ke penampungan hingga pengemasan. Sistem perpipaan yang baik akan membuat saluran pendistribusian lancar dan memaksimalkan proses produksi.

Ada banyak jenis pipa yang beredaran dipasaran, salah satu yang popular di  adalah pipa PE (Polyethylene). Pipa PE adalah material thermo plastic  yang dibuat dari bahan minyak bumi dengan karakter istimewa yakni tidak mudah rusak karena lentur namun kuat. Pemilihan pipa PE pun memiliki pertimbangan lain karena bahan plastiknya tidak beracun sehingga aman untuk pendistribusian air bersih untuk konsumsi.

Jenis pipa PE sendiri ada HDPE (High Density Polyethylene)  dan LDPE (Low Density Polyethylene). Pipa HDPE adalah polietilen dengan kepadatan lebih tinggi (PE-100) sebenarnya memiliki rasio kekuatan terhadap kepadatan yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan LDPE (PE-80). HDPE memiliki tingkat kekuatan yang cukup tinggi dibandingkan LDPE. Ini karena komposisi strukturalnya. HDPE memiliki struktur yang kaku dengan percabangan yang sangat sedikit. Ini memberinya kekuatan tarik yang lebih dan memiliki kekuatan antarmolekul yang lebih kuat.

explaining the atom structure of polyethelene
Struktur Atom PE

Namun, LDPE memiliki ketahanan yang lebih tinggi daripada HDPE. Ini berarti bahwa di bawah proses deformasi, material dapat menyimpan energi dan dapat melepaskan energi saat kembali ke posisi semula.

Dengan kekuatan dan elastisitas yang berbeda relative kecil, pipa HDPE lebih banyak dipertimbangkan untuk berbagai kegunaan untuk beragam kebutuhan. Industri penyediaan air bersih, pembangunan saluran gas kerap menggunakan pipa HDPE untuk saluran perpipaannya. Selain itu, dari segi faktor keselamatan, pipa HDPE terbukti lebih tahan terhadap bencana alam. Ini dibuktikan pada saat gempa bumi melanda Kobe, Jepang pada tahun 1995 lalu dilaporkan pipa HDPE untuk saluran gas baik-baik saja, tidak ada kebocoran sedikit pun.

Shows HDPE pipe installed in Kobe, Japan when an earthquake strikes in 1995 and no leakage is shown
Pipa jaringan gas di Kobe, Jepang pada saat terkena gempa di tahun 1995. Pipa HDPE cukup fleksibel sehingga tidak mudah rusak karena pergerakan tanah

Pada instalasinya, pipa PE memiliki bermacam cara untuk penyambungannya diantaranya yaitu butt fusion dan electro fusion yang memanfaatkan sifat bahan PE yang meleleh pada suhu tinggi dan kembali ke kondisi normal pada suhu rendah. Perbedaan dari keduanya adalah pada aksesorisnya. Pada metode electro fusion, penyambungan pipa PE dilakukan dengan aksesoris yang memiliki panel listrik sehingga dengan menghantarkan panas dari mesin elektrofusion ke aksesoris, yang melelehkan bagian dalam aksesoris sehingga penyambungan lebih mudah dan sempurna.

Cara Pengelasan Metode Electro Fusion
Mesin Butt Fusion
Cara Pengelasan Metode Butt Fusion

Penyambungan dengan cara ini lebih praktis karena tidak mematikan aliran, cukup dengan mengecilkan debit aliran saja sehingga proses tetap dapat berjalan. Berbeda  dengan metode butt fusion, penyambungan pipa PE dilakukan dengan memanaskan dua sisi pipa yang akan disambungkan secara bersamaan saat mencapai titik leleh yang direkomendasikan kemudian kedua bagian pipa disatukan. Namun dengan cara ini pipa harus dalam keadaan no flow, tidak ada aliran di dalamnya sehingga memakan waktu proses. Untuk kelemahan tentu saja pipa HDPE punya beberapa kelemahan karena tidak ada material yang sempurna di dunia ini.

Kelemahannya antara lain: tidak tahan terhadap senyawa hidrokarbon, yang berarti pipa jenis ini tidak bisa dipakai untuk cairan kimia tertentu; mudah robek karena dindingnya tipis; ketahanan terhadap sinar UV jelek, yang berarti pipa HDPE sebaiknya diletakkan di tempat yang teduh atau ditanam; sulit untuk dilacak ketika sudah ditanam, karena tidak mengandung komponen logam atau komponen yang bisa dilacak; dan yang terakhir ada keterbatasan ketahanan tekanan dengan ketebalan dinding pipa.