Butterfly Valve
Minggu ini kita akan membahas mengenai butterfly valve. Sesuai namanya, valve ini cara beroperasinya mirip tapi tak sama dengan sayap kupu-kupu. Sebelum saya menjelaskan lebih jauh, mari kita lihat dulu seperti apa bentuknya.
Butterfly valve memiliki keunggulan yang sama dengan ball valve, yaitu waktu reaksi yang cepat karena hanya dengan menggerakan stem sebanyak 90 derajat saja valve sudah bisa terbuka/tertutup. Selain itu, butterfly valve biasanya digunakan untuk throttling atau pengaturan aliran karena bisa diukur dengan mudah untuk sudut tertentu berapa banyak fluida yang dialirkan. Selain itu, harganya relatif lebih murah dibandingkan dengan valve lain karena komponen penyusunnya tidak sebanyak valve yang lain. Konstruksinya pun sederhana, hanya cakram yang dijepit oleh stem dan didudukkan di atas bodi valve.
Ada beberapa pembagian tipe butterfly valve, yaitu:
- Pembagian berdasarkan tipe disc butterfly valve:
- Concentric disc butterfly valve : Stem terletak di tengah-tengah disc dan seat (dudukan disc pada bodi valve) biasanya dari bahan karet
- Double-eccentric disc butterfly valve: Stem terletak di salah satu sisi disc, sehingga bukaannya lebih menjorok ke salah satu sisi. Stem ini jumlahnya bisa lebih dari satu. Biasanya, butterfly valve tipe ini memiliki performa lebih tinggi daripada butterfly standar dan material seat dan disc-nya berbeda dengan yang concentric
- Triple-eccentric disc butterfly valve: Hampir sama dengan double eccentric butterfly valve, untuk jelasnya lihat gambar di bawah
- Pembagian berdasarkan tipe bodi butterfly valve:
- Wafer butterfly valve: Seperti namanya, butterfly valve ini dipasang di sistem perpipaan dengan dijepit di antara dua pipa seperti wafer. Jenis ini tahan terhadap tekanan dari kedua sisi pipa dan mampu mencegah terjadinya aliran balik. Butterfly valve jenis ini memiliki segel yang kuat pada disc, karet, serta pada stem-nya sehingga mampu mencegah terjadinya kebocoran
- Lug buttefly valve: Valve ini memiliki lubang-lubang di pinggiran bodinya untuk diisi dengan mur yang akan dipasang pada flange. Masing-masing sisi memiliki set mur yang akan terpasang pada flange. Apabila ada perbaikan di salah satu sisi valve dapat bisa digunakan sebagai penutup pada salah satu sisi tanpa terganggu dengan perbaikan di sisi lain.
Butterfly valve merupakan salah satu desain valve tertua di dunia. Pada abad ke-18 penemu mesin uap James Watt sudah mulai menggunakan butterfly valve pada mesin uap prototipenya. Seiring dengan perkembangan teknologi, butterfly valve mulai dikembangkan untuk berbagai aplikasi: untuk material padatan, air bersih, cairan kimia, air limbah, dan bahkan untuk industri migas. Hal ini terjadi karena material bodi bisa diganti dengan bahan yang lebih padat namun ringan, begitu pula untuk seat dan disc-nya.
Bersambung ke minggu depan, akan saya bahas mengenai beberapa aplikasi butterfly valve lebih jauh.