Hari ini kita akan membahas mengenai salah satu jenis valve, yaitu ball valve. Ini adalah salah satu bentuk valve yang paling mendasar dan mirip dengan keran air yang biasa kita gunakan di rumah. Seperti namanya, ball valve memiliki desain berbentuk bola di dalam bodi valve yang digunakan untuk mengatur bukaan valve. Bola ini diberi bukaan sehingga pada saat diputar, bukaan tersebut bisa membuka ataupun menutup jalannya fluida di dalam pipa. Supaya lebih jelas, begini kira-kira isi dalam ball valve:

Keterangan:

  1. Bodi/badan valve
  2. Seat
  3. Ball
  4. Lever/handle
  5. Stem

Komponen ball (nomor 3) inilah yang menjadi jantung ball valve. Komponen ini biasa dibuat dari metal, plastik, atau komposit metal/keramik. Temperatur dan tekanan operasional yang bisa ditoleransi oleh komponen ini juga cukup besar, bergantung dari desain dan bahannya komponen ini bisa menahan tekanan hingga 1.000 bar dan temperatur hingga 400 derajat celsius. Namun, kelemahan dari komponen ini adalah bentuk lubangnya memungkinkan fluida untuk terjebak di dalam valve ketika valve dalam kondisi tertutup sehingga kurang cocok untuk fluida steril ataupun lingkungan operasi yang dingin karena bisa menimbulkan es di dalam valve.

Ball valve terkenal dengan ketangguhannya. Valve jenis ini dapat berfungsi dengan baik walaupun dipakai bolak balik ataupun jika tidak terpakai untuk jangka waktu yang lama. Untuk kontrol dan penutupan jaringan valve ini juga sangat baik, di mana orang lebih sering memilih menggunakan valve jenis ini ketimbang gate valve atau globe valve, namun kelemahannya untuk fungsi throttling (pengaturan bukaan manual) valve ini kurang akurat.

Ball valve sendiri juga dikembangkan lebih jauh untuk mengatasi kelemahan-kelemahannya, maupun untuk menambah keselamatan penggunaannya. Sebagai contoh untuk mengatasi kelemahan ball valve terhadap suhu dingin, dibuatlah freeze resistant ball valve, sementara untuk mengatasi masalah fluida yang terperangkap di dalam ball valve maka dibuatlah cavity filler. Penjelasan lebih lanjut akan saya jelaskan di bawah ini.

Freeze resistant ball valve dibuat untuk mengatasi masalah suhu dingin. Seperti yang sudah saya jelaskan di atas, pada saat posisi valve tertutup maka akan selalu ada fluida yang terperangkap di dalam komponen ball dalam valve. Apabila suhunya cukup dingin, fluida ini akan membeku. Pada saat fluida membeku maka sisi samping bodi dan komponen ball akan mudah retak karena terdorong oleh pembesaran kapasitas fluida yang menjadi es. Untuk mengatasi hal ini, maka valve dibuatkan saluran dan freeze plug di kedua sisi samping bodi valve. Ketika pembekuan terjadi, freeze plug akan terdorong hingga robek atau pecah dan mudah untuk diganti. Sayangnya, gambar untuk freeze resistant valve ini belum bisa saya unggah ke sini karena berkaitan dengan copyright produk tersebut -jangan khawatir, anda bisa googling kok!

Cavity filler digunakan untuk mengatasi masalah fluida sisa yang terperangkap saat valve ditutup. Seperti yang kita ketahui, untuk fluida steril, misalkan untuk obat atau susu, jika ada fluida sisa yang masih ada di dalam pipa atau valve saat aliran tidak dioperasikan maka fluida ini bisa menjadi sarang bertumbuhnya bakteri atau mahkluk mikrobiologis lain. Nanti pada saat sistem aliran dijalankan lagi fluida yang tersisa ini bisa tercampur dalam aliran fluida steril sehingga sistem tersebut bisa terkontaminasi. Fluida sisa biasanya terperangkap di cekungan komponen ball ataupun di sela-sela antara seat dan ball. Supaya tidak ada cekungan maka komponen ball ini “diselimuti” oleh dua cavity filler yang berbentuk setengah tabung. Dengan demikian, cekungan yang ada akan tertutup rata dan tidak bisa diisi oleh fluida. Untuk yang jenis ini bisa dilihat di bawah ini

Masih ada jenis-jenis lain, misalnya ball valve dengan trunnion atau penyangga, multi port ball valve -ball valve dengan cabang outlet lebih dari satu, ataupun v-ball valve (lubang saluran di komponen ball berbentuk huruf V) namun karena keterbatasan tempat maka saya belum bisa membahasnya di sini.