Butterfly Valve Part 2
Kali ini kita akan membahas mengenai beberapa aplikasi butterfly valve lebih jauh. Seperti yang sudah saya singgung dalam posting sebelumnya, butterfly valve merupakan salah satu jenis valve yang biaya produksinya murah serta konstruksinya yang ringan dan sederhana, sehingga sering dipakai dalam berbagai industri untuk mekanisme sistem perpipaan mereka. Butterfly valve bisa digunakan untuk melakukan throttling, namun tidak disarankan karena bahaya kavitasi yang biasanya timbul saat valve ini dibuat melakukan throttling bisa membuat umur valve lebih pendek daripada mestinya.
Jadi, bagaimana aplikasi butterfly valve?
1) Untuk mengalirkan fluida bersih
Fluida bersih dalam kasus ini yang saya maksud adalah air bersih atau air demineral atau sejenisnya, yang tidak mengandung endapan kotoran ataupun tercampur dengan padatan (molases). Karena bisa dithrottling, butterfly valve biasa digunakan di reservoir atau penampungan air supaya bisa disetel untuk membuka pada jam-jam tertentu dan mengalirkan air. Tentu saja, supaya lebih mudah pengaturannya biasanya butterfly valve untuk aplikasi ini menggunakan aktuator/penggerak berupa motor elektrik yang disambungkan dengan SCADA atau papan kontrol sejenis. Tidak cuma di Indonesia saja, di luar negeri juga ada penggunaan yang serupa seperti contoh di bawah ini di kota Hamburg, Jerman.
2) Untuk dosing padatan
Ya, Anda tidak salah membaca judulnya. Padatan dalam bentuk serbuk halus bisa diatur untuk didosis pemakaiannya dengan menggunakan butterfly valve. Contoh di bawah ini ada video dari prinsipal kami EBRO untuk valve khusus yang bisa melakukan dosing dengan lebih akurat. Hal ini bisa dilakukan dengan mengatur sudut bukaan butterfly valve serta menghitung berapa banyak material yang melewati bukaan tersebut untuk jangka waktu tertentu.
3) Menangani material abrasif, seperti bubuk semen atau bleaching earth di industri minyak goreng
Beberapa material yang mengalir melalui sistem perpipaan dalam industri bersifat abrasif. Apa akibatnya jika valve dilalui oleh material abrasif? Tentu saja umur dan ketahanan valve bisa cepat habis. Bayangkan saja, jika anda terus menerus mengamplas suatu benda tentu saja semakin lama permukaan yang anda amplas akan semakin tipis bukan? Lho, bahan disc-nya kan dari stainless steel… mestinya kan bahan tersebut termasuk bahan yang kuat? Betul, namun stainless steel pun juga bisa habis terkikis jika terus menerus bergesekan dengan material abrasif. Untuk itu ada butterfly valve tipe GMX yang dikeluarkan oleh EBRO yang melapisi disc dan liner dengan material khusus yang disebut GMX yang membuatnya lebih tahan abrasi.
4) Mengatur sistem pendinginan mesin di kapal
Untuk pendinginan mesin di kapal laut, biasanya pendinginan akan menggunakan sumber yang murah dalam jumlah banyak yang tersedia di manapun kapal berada. Betul sekali, dengan menggunakan air laut. Namun ada satu masalah dengan material ini. Pertama, air laut mengandung garam dengan rata-rata salinitas 3,5%. Ini berarti untuk satu kilogram air laut (volumenya kurang lebih satu liter) mengandung sebesar 35 gram garam (biasanya didominasi ion sodium dan khlorin). Cl atau khlorin inilah sebenarnya yang bisa mengakibatkan logam di daerah dekat laut cepat terkena korosi, karena menyebabkan logam tersebut beroksidasi dengan cepat (lebih jelasnya nanti ada artikel lain). Tentu saja, ada solusi supaya biaya penggantian dan maintenance kapal tidak membengkak dengan valve EBRO.
Dengan melapisi liner seat dan disc dengan PTFE/Teflon maka butterfly valve tipe 211A ini dapat berdaptasi dengan kebutuhan pendinginan mesin kapal dengan baik. Lapisan PTFE dipilih karena lapisan ini tidak bisa bereaksi dengan garam laut (ion sodium dan khlor di atas) serta memiliki ketahanan terhadap temperatur tinggi (+- 180 derajat celsius maksimum, tergantung tekanan operasional).
Demikian beberapa aplikasi pemakaian butterfly valve yang bisa saya jelaskan, sampai ketemu di lain kesempatan untuk membahas hal-hal teknik lainnya.